ORANG TUA YANG MENGIJINKAN ANAKNYA MENGKONSUMSI ROKOK ELEKTRIK

Dari sekian banyak orang tua yang melarang, ternyata ada diantaranya yang justru malah mendukung kegiatan anaknya terkait pemakaian rokok elektrik. 

Saya sendiri belum menemukan fakta ini secara langsung di lapangan, informasi tersebut hanya bersumber dari pengakuan seorang vaporista di komunitas vape, yang berinteraksi langsung dengan seorang anak di bawah umur bersama bapaknya yang akan membeli beberapa peralatan vape di vapestore tempat dia bekerja. Meski akurasi berita itu belum 100% benar, tapi jika hal itu memang terjadi, itu sebuah fenomena yang luar biasa.
Alasan utama si bapak mengijinkan anaknya yang masih di bawah umur vaping, masih menurut vaporista, supaya terhindar dari bahaya yang lebih besar dari kecanduan rokok konvensional. Karena selama ini, kata si bapak sudah masuk dalam kategori perokok berat. 
Sebenarnya ada yang aneh disini, kalau dipikir hanya seorang vaper aktif dan peneliti kesehatan (independent) di bidang vape yang mengetahui rekam medis rokok elektrik, selama ini hanya mereka yang tahu rokok elektrik lebih aman dikonsumsi dibanding rokok konvensional. 
Orang awam cenderung abai, skeptis bahkan sangat jarang mengetahui hal ini, karena seperti kita tahu berita di media banyak didominasi oleh informasi negatif pemakaian rokok elektrik.
Kenapa kejadian diatas bisa terjadi? Ada dua kemungkinan, yang pertama, si bapak seorang vaper aktif atau peneliti di bidang vape, bisa juga orang tua yang sudah hopeless untuk melarang anaknya merokok. Si bapak berharap semoga dengan terapi rokok elektrik ini, bisa membuat anaknya terbebas dari kebiasaan menghirup asap rokok.
Kalau itu memang benar, sikap permisif si bapak perlu diapresiasi karena masih punya keinginan agar anaknya hidup lebih sehat. Yang seperti ini perlu didukung, tapi edukasi dan pengawasan jalan terus karena pengguna masih di bawah umur.
Kemungkinan kedua, orang tua itu bukan bapaknya atau orang terakhir dalam birokrasi keluarga. Bisa jadi orang lain, entah siapa yang diberi peran oleh si anak untuk berakting laiknya orang tuanya. 
Jangan salah, anak zaman sekarang itu banyak akalnya, lengah sedikit lolos mereka. Nah ini yang serba salah... sepertinya kurang etis juga kalau kita menanyakan langsung validitas hubungan mereka.
Identifikasi secara fisik belum ada jaminan, salah satunya jalan mungkin dengan cara mencermati bentuk komunikasi di antara keduanya. Mereka bukan aktor pro kok, beberapa pertanyaan pancingan cukup membuat kita pada sebuah konklusi, apakah mereka lagi bersandiwara atau tidak. Kalau ternyata mereka bersandiwara, langsung cut, suruh keluar... habis perkara.
Perlu dibedakan juga, antara orang tua yang mendukung dan membiarkan. Membiarkan punya konotasi lain, bukan lagi permisif tapi cenderung mereka sudah tidak mampu lagi melarang. Daripada si anak semakin dilarang malah semakin nekat, lebih baik dibiarkan. Pada kasus seperti ini, jika si anak masuk ke vapestore mencari peralatan vape dengan alasan bapaknya sudah kasih ijin, sebisa mungkin jangan dilayani.

0 comments