Vapor Sompret

Sebenernya memang lagi nyari mod tube regulated yang harganya terjangkau, penginnya sih provape atau dani extreme tapi bisa-bisa krisis moneter berkepanjangan kalau ambil itu. Kebetulan udah punya sigelei 30w tube tapi kurang nyaman karena bentuknya terlalu panjang. Akhirnya pilihan jatuh ke Ehpro 101 mod tube made in China yg launching sekitar tahun 2016, mod ini punya diameter 22mm dengan kemampuan output maksimum 50 Watt. Lengkap dengan fitur Variable Wattage, Temperature Control dan Bypass seperti mod regulated umumnya.

Mod ini juga kompatibel dengan semua jenis kawat populer di mode TC seperti Titanium, Nikel dan Stainless Steel 316. Penggunaan baterai eksternal fleksibel, bisa pakai baterai 18350 atau 18650 dengan sleeve tambahan mirip seperti mod Vamo V5. Ehpro 101 sebenernya dijual satu paket dengan atomizer bawaan RDA Ehpro 101D tapi bisa juga dibeli terpisah.

PERFORMA
Ndak bisa dibilang bagus, tapi ndak bisa juga dibilang jelek. Sangat simple iya, cuma ada satu tombol, fungsinya buat mengatur semua fitur yang ada di mod ini. Sayangnya, akurasi pengukuran resistensi kurang valid, misal di beberapa mod beda ohm nya cuma 0.0x, kalau di mod ini beda resistensi bisa sampai 0.1 ohm. Belum ngecek review orang, jadi kurang tau juga... entah saya dapet produk yang kurang bagus atau memang begini semua sistem pengukuran resistensinya.


Yang lain sih ndak ada masalah, firing cukup lumayan meski bukan tipe hard hitting seperti chip yihi, cenderung lamban ke stabil... tipikal mod buat style MTL. Selama pemakaian hari ketiga, ndak ada delay sama sekali. Termasuk irit baterai juga, pemakaian 17watt dengan batre 18350 bisa buat seharian, kalau pakai batre 18650 bisa tahan sampai 2 hari. Kelebihan mod ini ndak gampang panas, mungkin karena saya pakai cuma 17watt... belum nyoba buat DL pake RDA single coil. Juga aman dari arking batere, beda sama mod regulated tube saya satunya, Sigelei 30watt tube udah bentuknya panjang banget, bikin batere arking pula.

Itu review sementara, kalo ada info lanjutan nanti diupdate... 😀😀

Expromizer merupakan salah satu RTA yang didesign khusus dari Jerman tapi dibuat di China, spt umumnya RTA MTL lainnya ukuran diameternya 22mm. Nama lengkapnya RTA Expromizer V3 Fire, merupakan produk dari pabrikan Exvape. Ada dua versi tank, masing-masing mempunyai kapasitas 2ml dan 4ml, tergantung pilihan kita waktu beli. Expromizer yg saya punya versi 2ml, dan yg versi 4ml terdapat semacam spacer atau sambungan letaknya di bawah top cap. Untuk yg versi short mempunyai kapasitas 2ml tingginya sekitar 63mm, sedang versi 4ml ukuran tingginya 70mm, ndak jauh beda sebenernya.


Ukuran tinggi RTA Expromizer hampir seukuran produk-produk keluaran kayfun atau taifun, tiap bagian dari tank ini bisa dicopot satu per satu, mulai dari driptip, chimney, airflow ring dll total semua ada 8 bagian. Kurang praktis aja kalo menurut saya, tp bisa lebih efektif ketika dilakukan pencucian total. Bentuk dan ukuran deck RTA ini kecil tipikal produk kayfun, dengan 2 post dan posisi baut di tengah post. Terdapat satu lubang AFC yg agak besar dgn diameter kurang lebih 2mm.


Bagian yang mungkin menarik meskipun bukan inovasi baru adalah sistem refill liquid, model slide dengan top cap digeser keatas mirip seperti pada RTA OBS Engine. Model airflow di RTA ini mengindikasikan multi peruntukan, bisa MTL maupun Restricted lung hit, dengan 6 lubang airhole dari ukuran yg terkecil ke yg terbesar terdapat di dua sisi deck yg bisa dibuka semua atau sebagian. Satu lagi yg unik menurut saya, bagian chimney RTA ini bisa diputer dari atas dgn cara memutar dudukan driptip. Fungsinya untuk mengatur juiceflow semacam sistem irigasi, ada 2 lubang juice flow di kanan kiri deck yg bisa ditutup atau dibuka semuanya tergantung pemakaian.

IMPRESI

Pertama build menggunakan Phoenix wire 26ga diameter 2.5mm dengan 6 lilitan dibikin agak renggang. Wicking pakai kapas kendo gold, disisir secukupnya sehingga tidak memenuhi ruangan di juiceflow. Dengan liquid Levica Black Cubano 9mg hasilnya di luar dugaan, flavor tipis hanya rasa manis dan TH yang menonjol. Itu masih bisa ditolerir, yg bikin kesel leaking parah cenderung flooding hingga modnya basah liquid... sompret. Untung belum diisi penuh tanknya, sambil mikir dan baca-baca review di beberapa situs, RTA nya saya lepas lalu diletakkan di laci.

Tadi pagi waktu mau nyoba build lagi, liquid yg ada di dalam tank keluar semua, meluber kemana-mana sampai habis isinya. Mau ndak mau mesti dibersihkan lagi, lanjut build yg ke sekian kalinya. Kali ini saya pakai kawat kanthal 27ga tanpa merk dengan 7 lilitan rapat diameter 2.5mm. Tadi malem baru dapet tips dari mang vapor Indra Tjahjadi, wicking nya mesti agak padet hingga ruangan di juiceflow tertutup semua oleh kapas. Test kali ini pake Manhattan French 12mg dan kapas Bacon V2, dengan resistensi 1.0x ohm.. saya set power ke angka 15watt.

Awal refill liquid, semua lubang juiceflow ditutup buat antisipasi leaking dan posisi wicking.. kapas menutup seluruh permukaan juiceflow. Airflow dibuka 2 lubang urutan paling kecil dan deretan lubang airflow yg satunya ditutup semua. Hasilnya... flavour kali ini lebih keluar, vanilla cake lebih tebal dari set up sebelumnya meskipun hints rhum cenderung tipis.

Kabar gembiranya.... masalah leaking sembuh total, isu rembesan liquid dari airhole udah ndak ada lagi. Eksperimen terakhir ini bisa jadi hasil terbaik selama saya ngulik Expromizer sampai saat ini. Rasa manis yg muncul entah bisa jd nilai plus atau minus, karena di setiap setingan rasa manis selalu jelas kedeteksi sehingga flavour dari liquid itu sendiri kemungkinan agak tereduksi. Dan juga sensasi TH sangat menonjol di Expromizer, dengan setingan yg sama di RTA lain, tonjokan nikotin di atty ini terasa lebih nendang.

 Pro :

1. Build quaility tergolong bagus, meskipun designnya ribet.
2. Bisa mengakomodasi semua jenis rasio liquid.
3. Design di Jerman merupakan jaminan tersendiri.
4. Sistem refill liquid yg lebih mudah
5. Anti whistling
6. Harganya terhitung murah untuk atomizer Jerman.

Cons :

1. Designnya kurang menarik, di samping ukuran atty yg terlalu tinggi menurut saya.
2. To much drain e juice, alias boros liquid. Entah apa sebabnya, udah saya coba ganti2 kapas dan setingan sama aja borosnya.
3. Kecenderungan leaking, RTA ini gampang banget leaking... pemasangan kapas meskipun sudah pas jika ujung kapas belum menutup seluruh ruangan juiceflow... kemungkinan leaking 90%.
4. Flavour yg dihasilkan ndak sesuai dgn idiom design in Jerman.... hehehehe kalo boleh dibandingkan setara Siren 2 outputnya... kurang enak menurut saya.
5. Bentuk driptip yg terkesan asal2an, mirip selang yg dipotong dengan diameter lubang dalam yg agak besar.

Kesimpulan :
Cocok buat yg suka manis dan sensasi TH yg lebih nendang, tapi saya kurang merekomendasikan RTA ini buat penyuka proper MTL karena meskipun di set pada satu lubang airhole yg terkecil masih juga kurang tight.

BUILD QUALITY : 9/10
PACKAGING : 7/10
FLAVOUR : 8/10

Saya agak yakin liquid ini pasti banyak yang belum kenal.. iya karena jarang dipublikasikan sama brewernya. Liquid ini sebenernya udah lama rilis, dulu sempat ada toko yg jual via olshop, karena waktu itu hanya diproduksi dalam jumlah terbatas liquid ini habis terjual.


The cloud corner judul liquid ini, dengan deskripsi rasa napoleon cake. Setahu saya napoleon cake itu semacam makanan desert asal Rusia yg mempunyai kompleksitas rasa krn terbuat dari sejenis kue bolu berbagai rasa, biasanya vanilla custard dan strawberry dilapisi puff pastry yg renyah dan gurih.

Liquid ini dikemas dalam botol kaca 30ml, dengan label dominan warna putih. Tulisan The Cloud Corner terbaca jelas dengan gaya tulisan mirip The Godfather, dibawahnya terdapat gambar potongan kue bolu lapis dihiasi irisan buah lemon diatasnya. Sederhana sesuai karakter brewernya yg low profile dan ndak byk omong (kecuali kepepet... hehehehe ✌peace om).

Dari informasi yg saya dapat, komposisi pg:vg liquid ini 40:60 itu ndak tercantum di label. Diproduksi hanya dalam satu varian besaran nikotin, freebase nic 18mg (mohon koreksi kalau salah). Selain ingredients, produk warning dan besaran nikotin pada label juga terdapat tulisan 'for pods use only, do not drip or drink', mungkin semacam petunjuk kalau liquid ini lebih spesifik penggunaanya untuk style MTL.

First impression

Saat liquid dibuka, pertama kali yg tercium hidung adalah wangi kue bolu dengan aroma lemon yg menyengat. Perpaduan rasa yg agak aneh menurut saya, mencoba mengingat sebuah makanan atau minuman yg presisi dgn aroma liquid tapi masih gagal. Yang terbayang ini sebuah liquid yg kompleks, tentunya dibutuhkan komposisi seimbang untuk menciptakan sebuah cita rasa yg unik.

Flavour apa yg dirasakan saat pertama inhale? The cloud corner memberikan note lemon yg sangat kuat. Kue bolu rasa lemon lebih tepatnya. Ya.... tarikan pertama akan terasa flavour lemon yg tebal disusul note muffin yg halus dan sedikit manis. Rasa utama dari liquid ini, lemon masih dominan saat exhale dan menguat dengan toping coklat manis kesat. Kombinasi coklat dan lemon terasa seperti rasa jahe wangi di lidah fungsinya sebagai hint saat exhale. Lemon dari The cloud corner ini bukanlah lemon asam spt umumnya, melainkan lemon manis. Ndak ada rasa asam sama sekali di liquid ini. Lemon yang harusnya memberikan rasa asam malah memberikan rasa segar.

Flavour apa lagi yg mengiringi liquid ini? Jujur aja, saya agak kesulitan mengenalinya secara terpisah. Semua flavor seperti menyatu, agak sulit sekali dikenali satu persatu. Apapun rasa yg dicampur dalam liquid ini, satu hal yang pasti ini adalah liquid dengan cita rasa kue bolu coklat dgn note lemon yg sangat kuat sekali. Seperti ada sedikit rasa vanilla, mocha, butter, hint cream tipis kadang2 juga keluar.

Karena liquid ini kandungan nikotinnya 18mg, penggunaannya hanya utk style MTL. Dengan RTA Berserker Mini flavour yg dihasilkan stabil dan seimbang, cenderung sama saat pertama puff sampai supply liquid dalam tank mau habis isinya. Karena disini saya menggunakan RTA yg memiliki ruang juiceflow yg sempit, tank harus diisi penuh utk menambah tekanan liquid ke kapas krn faktor komposisi vg yang lebih tinggi. Saya merasakan daya serap kapas agak kurang maksimal ketika liquid ini tinggal seperempat, ada sedikit bau spt kapas gosong atau dry hit ketika liquid di dalam tank tinggal sedikit. Pada tingkat resistensi 1.24 ohm dan penggunaan power 13 watt, TH nya lumayan terasa di tenggorokan, ndak sampai bikin gatal tenggorokan hanya menggelitik dan masih dalam batas toleransi.


Coil gunking

Ini mungkin yg agak jadi persoalan buat yg males wicking tiap hari. Jujur aja ini agak kurang ramah meskipun ndak segalak 'saltnic' lokal brand tertentu. Selama pemakaian sehari penuh, ada beberapa kerak yg menutupi bagian koil meskipun ndak begitu parah, bentuk koil samar2 masih keliatan. Lapisan tipis berwarna coklat kehitaman terlihat menutupi bagian pinggir koil.

Ini sebenernya hal yg wajar krn, essense dari flavour coklat punya sifat mudah mengendap apalagi kalau pakai RTA, ditunjang dgn porsi vg yg lebih tinggi biasanya membuat liquid menjadi semakin kental.  Tp buat vapers yg rajin wicking tiap hari, ndak jadi masalah besar. Lagipula wicking tiap hari dan bersih2 koil itu lebih disarankan, fresh wicking juga akan memberikan kepuasan flavour yg maksimal, dan katanya sih sedikit memperpanjang umur koil.... maaf ini tanpa datasheets.

Kesimpulan
Top profile : lemonade
Body profile : muffin
Low profile : chocolate custom, smells like ginger

Inhale : muffin lemonade with vanilla hint
Exhale : muffin lemonade with ginger hint

Flavour : 8.2/10
Complexity : 9/10

The cloud corner bisa jadi salah satu liquid dgn inovasi rasa baru buat saya pribadi. Kompleksitas rasa yg ada di liquid ini, menjadikan tiap note agak sulit dikenali. Butuh sampe seperempat botol untuk memahami lebih jauh karakter sebenernya, meskipun harus membiarkan mulut dan hidung pada kondisi netral terlebih dulu agar bisa mengenali flavour yg dihasilkan dgn jelas.

Secara keseluruhan liquid ini layak dicoba, buat daily MTL apalagi. Sensasi makan kue bolu diolesi selai lemon (kurang tau ada selai lemon apa endak) dengan sedikit taburan messes coklat mungkin itu imajinasi di otak saya tentang liquid ini… beda ya sama gambar yg ada di label, tapi itu yg saya rasakan… hehehe

Yakin... ndak kepengin nyoba?

Seberapa beda sih output yang dihasilkan atomizer atau atty clone dibanding atty authen? Saya coba jelaskan dengan pola berpikir yang sangat sederhana semoga mudah dimengerti.

Pertama, umumnya mustahil sebuah produk clone mempunyai kemampuan yg sama dibanding produk authen, secara material juga udah beda. Produk authen biasanya sudah melewati tahap riset yg panjang, mulai dari design awal hingga tahap mix and match serta quality kontrol shg sebuah produk bisa dikatakan layak untuk dikonsumsi.

Produk clone hanya meniru, tanpa perencanaan apalagi riset, tinggal membuat tiruan produk yg sudah ada di depan mata. Kualitas kadang jadi nomer dua, yg penting kuantitas krn maaf... orientasi utama produsen clone bukan tingkat kepuasan konsumen. Ketika ada konsumen yg komplain, mereka tinggal bilang... kalo mau bagus beli yg authentic.

Kedua, ini pengalaman pribadi. Terkadang 2 produk clone dgn jenis dari brand yg sama, bisa beda kualitas. Misal, saya dulu pernah punya rda A by Sx*, temen juga punya produk yg sama. Dengan build dan liquid yg sama, hasilnya bisa beda meski menggunakan mod yg sama. Ini yg saya bilang diatas, kadang quality kontrol kurang diperhatikan, tingkat kemiripian sebatas kulit luar.

Ketiga, ndak ada yg bisa jawab dengan tepat seberapa beda kemampuan atty produk clone dibanding authen. Jika parameter yg digunakan adalah material atau build quality, produk authen jauh lebih unggul. Jika parameter yg dipakai adalah hasil, disini kadang bias... faktor yg paling menentukan adalah kemampuan user sendiri. Seorang user clone akan bilang atty clone yg dia pakai cuma beda tipis dibanding yg authen... opini seperti itu butuh pembuktian. Sebuah komparasi harus masuk akal, apakah dia beneran pernah nyoba yg authen? Jika pernah nyoba authen, apakah semua device penunjang sama...?

Kesimpulannya, kalo mau tau akurasi perbedaan clone vs authen yg pasti mending nyoba sendiri. Jangan kata orang krn rentan bias opini manusia.... hehehe.... Tapi disini bebas ya silahkan aja kalo mau pakai produk apapun.. clone atau authen... Mungkin buat eksperimen sebelum beli yg authen sah-sah aja.. feel free to choose. Selama itu nyaman dan mampu memberikan kepuasan maksimal dilanjut aja.

Salah satu faktor penting dalam proses coiling adalah pemilihan jenis kawat, krn pada tahap ini sangat mempengaruhi hasil akhir. Disini saya batasi pembahasan building dgn rounded wire saja, karena masih sangat jarang produsen koil prebuilt utk keperluan MTL. Minimnya ketersediaan kawat rounded ukuran kecil merk-merk ternama atau branded bisa jadi persoalan bagi pengguna MTL, apalagi buat mereka yg tinggal jauh dari pusat. Vapestore setempat biasanya hanya menyediakan kawat umum yg kebanyakan utk keperluan style DL. Kalaupun ada kawat kecil itupun dari merk biasa yg umum digunakan, hal seperti ini mesti dimaklumi karena seller juga ndak mau rugi nyetok kawat yg peminatnya masih abu-abu.

Yang sering jadi masalah, terkadang kita menemui seorang reviewer atty yg hanya menyebutkan jenis dan ukuran kawat yang digunakan, jarang ada penjelasan merk kawat apa yang dipakai utk membentuk koil. Ini yang kadang bikin bias... ketika kita menerapkan semua tutorial yg dijelaskan panjang kali lebar oleh si reviewer, hasilnya jauh panggang dari api. Karena merk kawat sangat berpengaruh disini, berlaku umum untuk build koil semua jenis atomizer. Kawat dengan jenis dan ukuran yg sama belum tentu akan memberikan hasil yg sama jika keduanya beda merk. Setiap produsen kawat punya standar masing-masing, bisa karena faktor demand pasar yg tinggi bisa juga karena preferensi dari produsennya sendiri. Yang pasti campuran bahan utk kawatnya juga pasti beda meskipun bahan dasarnya sama.

Kawat branded MTL seperti vapowire, promist wire, Twisted Messes (TM) ukuran 26/27/28awg baik yg kanthal maupun NI80 jarang tersedia di vapestore setempat, akibatnya mereka pakai kawat seadanya yg berujung performa atty kadang jadi kurang optimal. Satu2nya jalan mungkin ya beli online via olshop, itupun persediaan juga terbatas. Jarang seller di olshop yg stok kawat spt diatas dalam jml banyak, disamping harganya lumayan mahal mereka juga kawatir kawatnya ndak laku, karena peminatnya memang masih sedikit.


Untungnya sekarang sudah ada beberapa produsen kawat lokal yg bisa mengakomodasi keperluan pengguna MTL. Salah satunya Phoenix wire, kawat ini mungkin bisa jadi solusi buat yg mau nyari koil dengan resistensi tinggi. Dengan bahan dasar nickel dan ferum kawat ini punya resistensi yg lumayan tinggi, bahkan sedikit lebih tinggi dibanding kanthal produk vapowire. Dengan harga yg terjangkau dan sudah terdistribusi ke beberapa daerah, kawat ini bisa jadi opsi lain buat temen2 disini yg pengin memaksimalkan performa atty MTL nya.

Oya satu lagi, selama saya nulis review disini, entah itu RTA, liquid dan lain-lain … semua berdasarkan impresi personal ya, saya tulis semampunya sesuai apa yg saya rasakan lewat indera perasa dan penciuman. Sebuah kondisi yang bisa jadi beda tiap orang, jadi ketika ada yg mengaplikasikan semua tutorial saya, ternyata hasilnya ndak sesuai ekspektasi dan harapan.. ya mohon maaf, itu artinya selera kita beda. Karena tiap vaper punya personal vaporizer masing-masing, enak di saya jangan langsung diamini, coba cari referensi lain yg layak dan lebih kompeten. Disini saya hanya berusaha nulis apa adanya, yang enak menurut saya tentu saya akan bilang enak, sebaliknya yang ndak enak … ya bilang ndak enak meski itu kurang berkenan dan sedikit menyakitkan…. Habis mau gimana lagi?